Refleksi Perkuliah Filsafat Ilmu
Rabu, 7 Oktober 2015
Ruang PPG I Lab MIPA UNY
Dosen: Prof. Dr. Marsigit, MA
Dosen: Prof. Dr. Marsigit, MA
Nama saya adalah Anwaril Hamidy. Ia adalah nama pemberian dari kedua orangtua sejak saya dilahirkan dan tidak mengalami perubahan sedikitpun hingga sekarang. Meski nama ini juga dimiliki oleh orang lain dengan tidak sama persis, namun Anwaril Hamidy tergolong nama yang cukup langka. Sehingga orisinalitas nama ini masih bisa dipertanggungjawabkan. Dan sebagaimana nama adalah
doa dan harapan, maka ‘Anwaril Hamidy’ pun merupakan nama yang diberikan oleh orangtua
sebagai bentuk doa dan harapan mereka. Di dalamnya ada berlimpah kebaikan dan
perlindungan dari keburukan. Sehingga mencari makna dari nama Anwaril Hamidy
pun menjadi penting sebagai motivasi untuk mewujudkan doa dan harapan orangtua, bentuk ma’rifat lebih dalam terhadap diri sendiri sekaligus menjaga orisinalitas dari nama tersebut.
Anwaril Hamidy merupakan gabungan dari nama kedua
orangtua, yakni Abdul Hamid dan Norasih. Kata ‘Hamid’ yang ada pada bapak dan ‘Nor’
yang ada pada ibu, mengalami perubahan bentuk kata lalu digabungkan menjadi ‘Anwaril
Hamidy’. Sebagaimana hakikat hidup adalah sintesis dari tesis dan anti tesis,
maka nama Anwaril Hamidy merupakan hasil sintesis dari tesis dan anti tesis kedua
orangtua. Sehingga Anwaril Hamidy berhimpun harapan-harapan hidup dari kedua orangtuanya. Dari sisi bahasa,
Anwaril Hamidy merupakan nama yang diambil dari bahasa Arab. ‘Anwar’ merupakan
bentuk jamak dari ‘nur’ yang berarti cahaya. Sedangkan ‘Hamidy’ bermakna yang
bersifat terpuji. Maka ‘Anwaril Hamidy’ bermakna cahaya-cahaya yang terpuji.
Anwaril Hamidy merupakan sebuah doa agar kelak ia menjadi pribadi yang
bermanfaat, sosok pemimpin yang mampu membawa umat ke jalan kebenaran ibarat
cahaya obor penerang jalan di tengah malam yang gelap gulita. Anwaril Hamidy
juga merupakan sebuah harapan agar sifat-sifat terpuji berhimpun dalam dirinya,
mewarisi kebaikan-kebaikan yang telah diajarkan oleh kedua orangtua.
Hakikat nama bergantung pada yang memberikan. Ia berfungsi
menunjuk suatu subjek, predikat, objek, sifat, yang ada, yang mungkin ada, wadah
dan isi yang maknanya. Begitu pula Anwaril Hamidy. Ia adalah subjek kehidupan yang
terus menerjemahkan, objek yang bersedia diterjemahkan, predikat , bersifat
terpuji, yang ada bagi yang telah mengenalnya, yang mungkin ada bagi yang belum
membaca tulisan ini ataupun belum bertemu langsung dengannya, wadah untuk seorang
manusia yang perlu memiliki nama, sekaligus isi yang menggambarkan manusia
tersebut. Dan sebagaimana nama-nama lainnya, ia sejatinya mengandung kebaikan. Maka
memanggil nama sebenarnya tidak hanya sekedar untuk memanggil. Namun juga
untaian doa agar kebaikan-kebaikan yang ada pada namanya berhimpun dalam
subjek, objek, predikat, sifat, yang ada, yang mungkin ada, wadah dan isinya.
Oleh karena itu, panggillah saudara kita dengan panggilan yang baik, panggilan
yang ia suka, panggilan yang mengandung doa untuk kebaikannya.
...Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim...
(QS. Al Hujurat [49]: 11)
Itulah makna Anwaril Hamidy. Bagaimana dengan nama Anda?
Jogjakarta, menuju Muharram 1437 H
From (Kampung) Dero to Hero
0 komentar:
Posting Komentar