Selasa, 08 Desember 2015

Rasulullah sebagai Muslim Negarawan (part 2)

0


A.  Nasionalisme dalam Perspektif Islam
     Nasionalisme berasal dari kata ‘nation’ yang berarti bangsa. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Lazuardi, 1996: 20) dijelaskan bahwa bangsa adalah kesatuan orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Beberapa definisi nasionalisme dari pakar sosial politik antara lain sebagai berikut. 
  1. Rupert Emerson (1960: 95) mendefiniskan nasionalisme sebagai komunitas orang-orang yang merasa bahwa mereka bersatu atas dasar elemen-elemen penting yang mendalam dari warisan bersama dan bahwa mereka memiliki takdir bersama menuju masa depan. 
  2. Ernest Renan (Al Chaidar, 2000: 5) berpendapat bahwa nasionalisme merupakan unsur yang dominan dalam kehidupan sosial politik sekelompok manusia dan telah mendorong terbentuknya suatu bangsa (nation). 
  3. Fahri Hamzah (2010, 96) berpendapat bahwa inti dari nasionalisme adalah penekanan pada wisdom atau kearifan sebagai bangsa yang majemuk, yakni tidak menganggap kelompok lain sebagai orang lain.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka disimpulkan nasionalisme adalah paham kesatuan dan solidaritas dari berbagai elemen yang mengesampingkan perbedaan dalam mewujudkan suatu bangsa.


Istilah nasionalisme pada dasarnya belum dikenal pada masa turunnya Al Qur’an karena nasionalisme baru muncul pada abad ke-18 Masehi. Meskipun begitu, nilai-nilai nasionalisme telah banyak disinggung dalam Islam melalui Al Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW. Nasionalisme atau kebangsaan dalam Islam dikenal dengan istilah sya’bun, sebagaimana yang tertulis dalam surah al Hujurat ayat 13.

Terjemah:        Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.  Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat [49]: 13)
 
Tafsir Ibnu Katsir (2009: 495-496) menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari satu jiwa (adam) dan pasangannya (Hawa). Kemudian menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling mengenal, bukan saling membanggakan nasab atau kesukuannya. Karena sesungguhnya kemuliaan itu dinilai dari segi ketakwaan. Ayat tersebut merupakan bukti bahwa kemajemukan dalam berbangsa dan bernegara adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan manusia dan sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini dipertegas oleh Allah SWT dalam surah ar Rum ayat 22,

 Terjemah:        Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. (QS. Ar Ruum [30]: 22)

Quraish Shihab (1995:4) menjelaskan ayat tersebut bahwa Islam menghargai bahasa dan keragamannya. Bahkan keragamannya dijadikan sebagai tanda dari kebesaran Allah SWT. Bahasa sebagai salah satu unsur nasionalisme, merupakan bahan perekat kesatuan umat. Bahasa sebagai suatu jembatan penyalur pikiran akan mendukung terwujudnya kesatuan pikiran. Sehingga masyarakat yang memelihara bahasanya berarti memelihara identitas kebangsaannya. Sikap nasionalisme juga ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya,

Terjemah:
Ya Allah jadikanlah kami mencintai madinah sebagaimana Engkau menjadikan kami mencintai Makkah atau lebih cinta...(HR. Bukhari)

Dengan demikian, nasionalisme yang melahirkan kearifan dalam menyikapi kemajemukan, komunikasi yang harmonis antar golongan, serta kecintaan terhadap tanah air merupakan bagian dari ajaran Islam. Sehingga setiap muslim tidak hanya memiliki loyalitas terhadap Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga memiliki jiwa nasionalisme dalam membangun negara. Kriteria tersebut terhimpun dalam sebuah gagasan yang bernama muslim negarawan.

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html