Selasa, 19 September 2017

Selanjutnya Siapa?

0

Selanjutnya siapa?
Raja Mesir bermimpi aneh. Ia bermimpi melihat tujuh ekor sapi gemuk di makan tujuh ekor sapi kurus. Mimpi itu terus ia alami berulang-ulang. Ahli nujumnya tak mampu memecahkan teka-teki tersebut. Lalu seorang pelayannya merekomendasikan Nabi Yusuf as untuk menafsirkan mimpi tersebut. Nabi Yusuf as pun dipanggil lalu diminta untuk menjelaskan makna dari mimpi sang raja. Nabi Yusuf as pun berpesan kepada raja Mesir untuk menanam tanaman selama tujuh tahun karena akan datang kemarau panjang selama tujuh tahun pula. Atas bantuan Nabi Yusuf, beliau pun dibebaskan dari penjara dan ditawarkan untuk menjabat sebagai penasehat. Namun Nabi Yusuf memilih untuk menjadi bendaharawan negara. Nabi Yusuf punya alasan mengapa meminta amanah sebagai bendahara negara. Ia memikirkan masa depan umatnya di wilayah Kan’an yang juga akan mengalami kemarau yang sama hebatnya. Dan terbukti, peranan Nabi Yusuf as, sangat penting dalam pembagian makanan sehingga semua rakyat merasa puas (1).

Selanjutnya siapa?
Cukup lama bani Israil terlunta-lunta dan terhina akibat kekalahan melawan raja Jalut. Hingga mereka meminta kepada nabi mereka untuk ditunjuk seseorang agar menjadi pemimpin melawan raja Jalut. Allah SWT pun menunjuk Thalut sebagai pemimpin. Namun mereka protes. Thalut berasal dari keluarga yang tak berpunya dan bukan dari keturunan yang terhormat. Nabi mereka pun menjelaskan sekaligus mengingatkan. Kepemimpinan tidak mensyaratkan kebangsawanan dan kekayaan.Dan sesungguhnya Allah SWT telah menganugerahkan ilmu dan tubuh yang kuat sebagai modal melawan raja Jalut. Pasukan Thalut pun berkurang karena banyak yang ingkar. Namun atas izin Allah, pasukan Thalut yang sedikit berhasil mengalahkan pasukan Jalut. Daud as. yang masih muda berhasil meluluhlantakkan raja Jalut yang nampak perkasa (2).
Selanjutnya siapa?
Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik menyadari umurnya tidak lama lagi. Oleh karena itu, ia menulis sebuah surat wasiat tentang kepada siapa kepemimpinan umat Islam akan diamanahkan sepeninggalnya. Syahdan, Raja’ bin Haiwah al Kindi -atas perintah Khalifah Sulaiman- mengumpulkan seluruh keluarga khalifah Sulaiman. Raja’ meminta kesediaan mereka untuk mematuhi siapa saja yang ditunjuk oleh khalifah Sulaiman setelah beliau wafat. Setelah semuanya membubarkan diri, Umar bin Abdul Aziz menemui Raja’ secara pribadi untuk memastikan bahwa bukan namanya yang berada dalam surat wasiat tersebut. Namun Raja’ menolak untuk memberitahukan isi surat wasiat itu sedikitpun. Beberapa waktu berselang, Hisyam bin Abdul Malik -saudara dari Khalifah Sulaiman- menemui Raja’ dan menanyakan hal yang sama dengan Umar bin Abdul Aziz. Tetapi tujuan Hisyam adalah untuk memastikan namanya yang berada dalam surat wasiat itu, karena ia merasa dirinya lebih pantas atas amanah itu. Namun sikap Raja’ tetap konsisten untuk tidak menyebutkannya.
Khalifah Sulaiman pada akhirnya wafat. Lalu dikumpulkan kembali seluruh keluarganya oleh Raja’ dan diumumkan bahwa Umar bin Abdul ‘Aziz sebagai khalifah. Ketika itu Hisyam menolak untuk mematuhi surat wasiat itu, namun akhirnya patuh setelah ditegur oleh Raja’. Innalillahi wainna ilaihi raji’un. Umar yang didudukkan di atas mimbar beristirja’ atas amanah yang tidak ia sukai. Hisyam pun beristirja’ karena kekhalifahan telah berpindah dari keturunan Abdul Malik. Khalifah Umar pun menaiki mimbar, bertatap muka dengan rakyatnya seraya berkata, “Jamaah sekalian, sesungguhnya aku telah diuji dengan perkara ini, tanpa dimintai pendapat, tidak pernah ditanya dan tidak pula ada musyawarah dengan kaum muslimin. Aku telah membatalkan baiat untukku, sekarang pilihlah seseorang untuk memimpin kalian.” Namun orang-orang pun menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, kami telah memilihmu, kami menerimamu, silahkan pimpin kami dengan kebaikan dan keberkahan.” Ketika itu Umar bin Abdul Aziz tidak dapat lagi mengelak amanah kekhalifahan tersebut. Beliau pun berpesan diantaranya, “...Ketahuilah! Aku bukanlah orang yang terbaik di antara kalian, aku hanyalah seorang laki-laki bagian dari kalian, hanya saja Allah Subhanahu wa Ta’ala memberiku beban yang lebih berat dibanding kalian...” Kisah selanjutnya adalah tentang bani Umayah yang cemerlang dibawah kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, meski dalam waktu yang cukup singkat (3). 
kabar24.bisnis.com
Selanjutnya siapa?
Waktu telah memasuki penghujung 2017. Namun proses regenerasi kepemimpinan Republik Indonesia justru baru saja menggeliat. Di awali dengan pilkada serentak tahap akhir di tahun 2018, lalu memuncak pada pileg dan pilpres RI pada tahun 2019 kelak. Sosok-sosok calon pemimpin mulai bermunculan. Mulai dari sosok yang diusung parpol hingga yang independen, petahana hingga wajah baru, kalangan birokrat hingga pengusaha. Lalu, siapakah yang pantas kita pilih menjadi pemimpin selanjutnya?
Perjalanan kepemimpinan negara ini bisa saja seperti kisah Yusuf as, yang mencalonkan diri untuk menjadi bendahara negara. Meski tak menutup kemungkinan, sejarah terpilihnya Jalut kembali berulang, pemimpin yang tak diinginkan oleh parpol elite namun punya potensi membawa kesejahteraan. Atau akan muncul sosok Umar bin Abdul Aziz abad 21, yang tak punya ambisi namun sangat diingini rakyat untuk memimpin.
Siapapun yang memimpin, sejarah telah mengajarkan. Bahwa pemimpin yang hebat lahir dari ketaatan kepada Tuhan yang Maha Memiliki segala kekuasaan. Bahwa pemimpin yang cerdas adalah ia yang mampu mengukur potensi diri dan mengoptimalkannya sebagai modal menjadi khalifatu fil ardhi. Bahwa pemimpin yang ikhlas adalah ketika tampuk kepemimpinan diberikan kepadanya, ia jalankan sepenuh jiwa meski tak banyak pengikutnya. Bahwa pemimpin yang totalitas adalah ia yang tak berambisi, namun ketika hajat hidup orang banyak ditangannya, ia akan bekerja tanpa henti. Ia bisa saja seorang dari kalangan elite penguasa, orang biasa, bahkan wong cilik.
Sejarah telah mengajarkan kisah-kisah pemimpin. Baik yang sukses maupun yang gagal dan berujung kehancuran. Semuanya adalah pelajaran bagi kita untuk menjawab pertanyaan di 2019 kelak, “Selanjutnya siapa?”
(1) http://sejarahkisahnabi.blogspot.co.id/2013/12/kisah-nabi-yusuf-as-bag-kelima.html
(2) http://www.tongkronganislami.net/2012/06/kisah-thalut-dan-jalut-dalam-surat-al.html
(3) https://kisahmuslim.com/3931-kisah-pengangkatan-umar-bin-abdul-aziz-menjadi-khalifah.html

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html