Suatu pagi hari seorang bapak
berangkat ke kantor menaiki angkot. Sepanjang perjalanan ia bersenandung
bahagia sambil mengulas senyum. Supir yang sedari memperhatikan pun tidak tahan
untuk tidak mengajaknya berbincang hangat, apalagi sang bapak satu-satunya
penumpang pagi itu. Singkat cerita, bapak tersebut sampai di tempat tujuan.
Setelah turun dari angkot, ia berikan selembar 50ribu sambil berkata, “kembaliannya
untuk anda sebagai ucapan terimakasih karena telah mengajak saya berbicara
selama perjalanan” tanpa lupa mengulas senyum hangat. Sang supir pun sumringah
bukan kepalang. Segera ia pacu angkotnya menyusuri jalan mencari warung makan
terdekat. Ternyata sang supir sedari pagi belum sarapan . Segera saja ketika sampai di warung ia memesan makanan. Sang
supir makan dengan lahap sampai pelayan warung pun tersenyum keheranan. Singkat
cerita, sang supir telah mengisi tangki perutnya. Segera ia beranjak dan
membayar dengan uang 50ribu dari sang bapak sambil berkata “kembaliannya 35ribu
saja, lebihannya untuk jajan sekolah anak ibu, makanan tadi enak sekali, hehe”.
Lantas sang pelayan warung pun senang. Di saat yang sama anak sang pelayan
warung datang untuk pamit berangkat ke sekolah. Sang pelayan warung pun
memberikan uang jajan lebih ke anaknya sebagaimana pesan sang supir tadi. Sang
anak pun merasa senang. Sepanjang jalan ia berdendang dengan riang. Selama belajar
di kelas pun tampak bersemangat. Ketika waktu istirahat tiba, sang anak
bergegas pergi ke kantin membeli roti kesukaannya. Tak lupa ia ajak temannya
yang ternyata lupa membawa uang jajan. Roti kesukaannya pun dinikmati secara
bersama-sama. Singkat cerita, sepulang sekolah anak yang ditraktir pun
bercerita kepada bapaknya tentang kebaikan temannya di sekolah. Sehingga bapaknya
pun merasa bersyukur meskipun terlupa memberikan uang jajan kepada anaknya. Dan
begitu seterusnya.
Inilah
siklus kebaikan. Sesiapa yang berbuat baik maka ketahuilah, ia akan tumbuh dan
beranak pinak hingga kelak kebaikan itu akan kembali kepadanya dalam bentuk
yang berlipat ganda dan tidak disangka-sangka. Maka benarlah sabda Nabi SAW, bahwa bersedekah
itu tidaklah mengurangi, melainkan menambah. Apakah ia hanya dinilai dari segi
materi? Jawabannya adalah tidak. Setiap senyuman yang ikhlas adalah sedekah,
setiap pengabdian adalah sedekah, setiap ucapan yang baik adalah sedekah.
Begitupun balasannya akan beragam hadir dalam detak detik kehidupan kita.
Kebaikan itu akan tumbuh mengangkat derajat kita seiring konsistensi dan
komitmen kita untuk terus berbagi kepada sesama, meskipun dalam keterbatasan.
Maka jangan takut akan kehilangan, melainkan ia akan diganti oleh Allah SWT
dengan yang lebih baik untuk kita baik di dunia ataupun di akhirat.
Ya, itulah growing and sharing. Dua kata yang dulu sering diucapkan pimpinan sekaligus rekanku dalam dunia pelatihan dan pengembangan karakter. Hari ini aku begitu rasakan legitnya bisa tumbuh dan berkembang dalam nuansa berbagi terhadap sesama. Meski aku sadar, apa yang kuberi belumlah menjadi yang sebaik-baik pemberian. Aku masih perlu belajar lebih banyak lagi. Karena yang ku alami tidak lebih dari seujung kuku hikmah kehidupan yang Dia berikan. Wallahu a’lam bishshawwab
Jogjakarta, pertengahan September
2015
From (Kampung) Dero to Hero
0 komentar:
Posting Komentar