Berbicara tentang dinamika dakwah
kampus, tidak terlepas dari pembahasan tentang tingkat kesadaran mahasiswa
dalam berhijab. Karena tidak dapat dipungkiri, sejak era reformasi digulirkan,
dakwah Islam mulai masif memasuki kampus dan memberikan pencerahan kepada para
cendekiawan muslimah, diantaranya tentang kesadaran berhijab. Sehingga, sejauh
mana kesadaran berhijab itu terimplementasikan dalam kehidupan kampus merupakan
cerminan dari wajah dakwah kampus hari ini.
Dulu, di tahun 90-an masih jarang ditemukan seorang muslimah yang berhijab. Pun ada, maka dapat dipastikan ia adalah seorang aktivis dakwah. Selain faktor pemahaman yang minim, aturan pada beberapa perguruan tinggi yang menghalangi seorang muslimah berhijab untuk mengecap pendidikan juga menjadi penyebab minimnya muslimah berhijab. Dan hari ini kita dapat menyaksikan bahwa kesadaran berhijab mengalami peningkatan yang cukup dramatis. Hijab tidak lagi menjadi klaim bagi para aktivis dakwah saja, tetapi juga muslimah secara umum. Bahkan berhijab kini tidak hanya menjadi sebuah identitas dan bentuk ketaatan seorang muslimah terhadap syari’at Islam. Tetapi juga menjadi sebuah life style yang dipertimbangkan estetika dan benefit-nya. Meskipun dalam beberapa hal masih dapat ditemukan yang belum bersesuaian dengan syari’at Islam.
Sebagaimana sebuah aturan dalam Islam, berhijab pun menuntut para muslimah untuk menaatinya secara kaffah. Namun ketaatan ini tidak serta muncul dengan sendirinya dari pribadi kita masing-masing. Karena sejatinya ketaatan kita kepada aturan Allah merupakan wujud rahmat dan ridha-Nya kepada kita. Di setiap perintah yang kita tunaikan, di sana ada ridha Allah yang meringankan hati, pikiran serta jasad kita dalam beramal. Di setiap larangan yang kita jauhi, di sana ada rahmat Allah yang meneguhkan hati kita untuk tetap di jalan kebenaran.
Maka momentum International Hijab Solidarity Day (IHSD) adalah momentum kesyukuran. Bahwa apa yang hari para aktivis hijab perjuangkan, kini menuai hasil yang membahagiakan. Dan dibalik itu semua, kita perlu menginsyafi bahwa betapa rahmat dan ridha-Nya masih membersamai kita dalam ketaatan dan kesabaran. Lantas tak ada yang perlu dibusungkan dadanya atas pencapaian ini, tapi biarlah ia menjadi catatan amal yang tersimpan rapi pada malaikat Raqib. Karena kita menyadari, jika bukan karena rahmat dan ridha-Nya, segala bentuk ketaatan apapun takkan terwujud.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , ia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Bersikaplah yang lurus dan tetaplah dalam kebenaran. Dan ketahuilah, bahwasanya tidak ada seorang pun dari kalian yang selamat karena amal perbuatannya". Para sahabat bertanya, "Termasuk engkau, wahai Rasûlullâh?" Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Termasuk aku, hanya saja Allâh meliputi diriku dengan rahmat dan karunia-Nya." (HR. Muslim no. 2816)
Saya ucapkan selamat memperingati Hari Solidaritas Hijab Internasional. Selamat menginspirasi lebih banyak muslimah dalam berhijab. Semoga rahmat dan ridha Allah senantiasa membersamai kita dalam menjalankan segala aturan Allah SWT. Sehingga -diawali dengan semangat berhijab- semoga di masa yang akan datang kita akan melihat seluruh aturan Islam menjadi bagian hidup manusia. Amin ya Rabbal 'alamin.
Dulu, di tahun 90-an masih jarang ditemukan seorang muslimah yang berhijab. Pun ada, maka dapat dipastikan ia adalah seorang aktivis dakwah. Selain faktor pemahaman yang minim, aturan pada beberapa perguruan tinggi yang menghalangi seorang muslimah berhijab untuk mengecap pendidikan juga menjadi penyebab minimnya muslimah berhijab. Dan hari ini kita dapat menyaksikan bahwa kesadaran berhijab mengalami peningkatan yang cukup dramatis. Hijab tidak lagi menjadi klaim bagi para aktivis dakwah saja, tetapi juga muslimah secara umum. Bahkan berhijab kini tidak hanya menjadi sebuah identitas dan bentuk ketaatan seorang muslimah terhadap syari’at Islam. Tetapi juga menjadi sebuah life style yang dipertimbangkan estetika dan benefit-nya. Meskipun dalam beberapa hal masih dapat ditemukan yang belum bersesuaian dengan syari’at Islam.
Sebagaimana sebuah aturan dalam Islam, berhijab pun menuntut para muslimah untuk menaatinya secara kaffah. Namun ketaatan ini tidak serta muncul dengan sendirinya dari pribadi kita masing-masing. Karena sejatinya ketaatan kita kepada aturan Allah merupakan wujud rahmat dan ridha-Nya kepada kita. Di setiap perintah yang kita tunaikan, di sana ada ridha Allah yang meringankan hati, pikiran serta jasad kita dalam beramal. Di setiap larangan yang kita jauhi, di sana ada rahmat Allah yang meneguhkan hati kita untuk tetap di jalan kebenaran.
Maka momentum International Hijab Solidarity Day (IHSD) adalah momentum kesyukuran. Bahwa apa yang hari para aktivis hijab perjuangkan, kini menuai hasil yang membahagiakan. Dan dibalik itu semua, kita perlu menginsyafi bahwa betapa rahmat dan ridha-Nya masih membersamai kita dalam ketaatan dan kesabaran. Lantas tak ada yang perlu dibusungkan dadanya atas pencapaian ini, tapi biarlah ia menjadi catatan amal yang tersimpan rapi pada malaikat Raqib. Karena kita menyadari, jika bukan karena rahmat dan ridha-Nya, segala bentuk ketaatan apapun takkan terwujud.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , ia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Bersikaplah yang lurus dan tetaplah dalam kebenaran. Dan ketahuilah, bahwasanya tidak ada seorang pun dari kalian yang selamat karena amal perbuatannya". Para sahabat bertanya, "Termasuk engkau, wahai Rasûlullâh?" Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Termasuk aku, hanya saja Allâh meliputi diriku dengan rahmat dan karunia-Nya." (HR. Muslim no. 2816)
Saya ucapkan selamat memperingati Hari Solidaritas Hijab Internasional. Selamat menginspirasi lebih banyak muslimah dalam berhijab. Semoga rahmat dan ridha Allah senantiasa membersamai kita dalam menjalankan segala aturan Allah SWT. Sehingga -diawali dengan semangat berhijab- semoga di masa yang akan datang kita akan melihat seluruh aturan Islam menjadi bagian hidup manusia. Amin ya Rabbal 'alamin.
Jogjakarta, 06 September 2015
From (Kampung) Dero to Hero
0 komentar:
Posting Komentar