Selasa, 23 Februari 2016

Ketidakberhinggaan dalam Paradoks Zeno*

0

Mata Kuliah Matematika Model
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA.

Struktur adalah sebuah bangunan yang terdiri dari berbagai unsur yang satu sama lain berkaitan. Struktur juga merupakan sifat-sifat instrinsik dari suatu objek yang diungkap melalui proses penyelidikan. Suatu objek dari waktu ke waktu memiliki struktur yang bersifat dinamis. Dengan mengidentifikasi struktur objek tersebut pada masa-masa tertentu, maka akan dicari hubungan antar struktur sedemikian sehingga dapat dibangun sebuah pengetahuan yang baru mengenai objek tersebut. Pada artikel ini penulis berusaha mengidentifikasi struktur dari ketakberhinggaan dengan berangkat dari paradoks Zeno.

Selasa, 16 Februari 2016

Perkembangan Matematika dalam Menjelaskan Fenomena Alam*

0

Artikel 1
Mata Kuliah Matematika Model
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA.

Matematika tradisional –sebagai sebuah pengetahuan dalam menjelaskan fenomena alam- memiliki beberapa karakteristik khusus. Matematika diklaim sebagai pengetahuan yang menjelaskan secara kuantitatif dunia nyata, sekaligus tidak memiliki hubungan dengan benda-benda material yang ada di dunia nyata. Sebagaimana yang diyakini oleh kaum Pythagorean –di mana pemikiran Plato banyak dipengaruhi- bahwa alam semesta diatur oleh hubungan-hubungan numerik yang memengaruhi dunia fisik. Sehingga hal yang abstrak dari konsep Matematika memiliki keberadaan yang independen sekaligus berpengaruh terhadap obyek material. Lebih jauh, kejadian fisik dianggap hanya bentuk dari hal yang abstrak. Klaim inilah yang melejitkan Matematika menjadi ratu dari ilmu pengetahuan. Namun, konsep-konsep Matematika yang kebenarannya bersifat absolut, statis dan ideal inilah yang menjadi sumber-sumber kesalahan dan kesalahpahaman yang mendasar ketika bersinggungan dengan realitas.

Sabtu, 06 Februari 2016

Rabu, 03 Februari 2016

Kapal

0



Seperti kapal yang baru, hari ini kita menarik, penuh warna, performa prima dan melaju dengan kecepatan tinggi. Semakin apik dengan berbagai aksesoris pada anjungan, geladak maupun buritan. Berbagai rute dan destinasi pun disusuri seakan bahan bakarnya selalu terisi full setiap hari. Begitu gagah membelah lautan tenang, memecah kesunyian, menimbulkan ombak, dan meninggalkan rasa kagum pada siapapun yang beruntung menyaksikannya. Seraya berujar, “Siapapun yang menjadi awak kapalnya, tentulah mereka sangat beruntung.” Maka mari kita bersyukur dengan memanfaatkan momen terbaik ini untuk saling mengistiqomahkan dalam kebaikan.

Namun selayaknya kapal yang mengarungi lautan, maka badai besar pun kelak menghampiri. Anginnya yang kencang akan menghembuskan hawa ‘dingin’, bersiap merobohkan tiang-tiang penyangganya. Hujannya yang lebat akan menggenangi geladak sembari mencari celah ‘kebocoran’. Petir dan gemuruhnya akan menyambar, membuat ciut nyali para awak kapal untuk terus berlayar. Ombaknya akan menggulung, bersiap menghanyutkan siapa saja yang tidak ‘berpegangan erat’ pada kapal. Sehingga setiap manusia yang menyaksikan siaran langsung sebuah kapal yang sedang menghadapi badai akan berkata, “Malang nian nasib awak kapalnya. Namun, siapa suruh menantang lautan?” Maka mari merapatkan barisan, saling menguatkan dan mengingatkan. Bahwa meloncat keluar dari kapal bukanlah jaminan untuk bisa sampai di tujuan. Jika kita yang menaiki kapal saja menghadapi ujian yang besar untuk sampai ke tujuan, maka apatah lagi dengan yang memilih berenang dalam kesendirian. Yakinlah, ombak yang menggulung akan berganti lautan yang tenang, pusaran badai akan terhapuskan dengan lukisan pelangi, dan gemuruh petir akan lenyap seiring kicauan burung camar.

Dan selayaknya ciptaan manusia, kapal ini bisa saja usang, berkarat, bergerak sangat lambat, lalu terlupakan seiring dengan munculnya kapal-kapal baru dengan model yang lebih canggih dan menawan. Sehingga setiap orang yang melihat kapal kita akan terheran seraya berkomentar, “Kenapa tidak kau tinggalkan saja kapal usang itu? Sedang di luar sana begitu banyak kapal-kapal yang lebih menarik hati dan memberikan keuntungan.” Maka mari berhenti sejenak, seraya bertanya kepada hati tentang apa yang kita inginkan, yang kita harapkan, yang menjadi alasan kenapa mesti bertahan di kapal ini. Lalu mulailah memperbaiki dan membersihkan, karena kapal ini tidak akan pernah kembali seperti semula kecuali lewat tangan-tangan awak kapalnya.

Inilah kapal kita, dengan segala kebaikan dan kekurangannya. Di mana rute perjalanannya, laju lambatnya, dan baik tidaknya kondisi kapal merupakan konsekuensi dari setiap keputusan yang kita ambil. Sehingga tidaklah cukup seorang nahkoda yang mumpuni dalam memimpin pelayaran ini. Namun juga diperlukan navigator yang handal dalam menentukan arah tujuan, markonis yang sigap menangkap situasi yang berbahaya, juru masak yang selalu menyajikan makanan lezat dan bergizi, hingga ABK yang selalu siap sedia menerima instruksi. Perbekalan telah dipersiapkan, kini layar telah terkembang, dan kita semakin jauh meninggalkan daratan. Sedangkan ujung pelabuhan belum nampak di penglihatan. Maka tidak cara yang paling aman dalam mengarungi lautan waktu selain dengan menetapi keikhlasan, berbagi kebaikan, dan saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. Semoga kita bisa selamat sampai ke tujuan. Aamiin.

Demi masa. Sesungguhnya manusia pasti berada dalam kerugian. Kecuali (orang-orang) yang beriman dan beramal shaleh, dan saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.
(QS. Al `Ashr: 1-3)

Yogyakarta, awal Februari 2016
From (Kampung) Dero to Hero



http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html