Rabu, 03 Februari 2016

Kapal

0



Seperti kapal yang baru, hari ini kita menarik, penuh warna, performa prima dan melaju dengan kecepatan tinggi. Semakin apik dengan berbagai aksesoris pada anjungan, geladak maupun buritan. Berbagai rute dan destinasi pun disusuri seakan bahan bakarnya selalu terisi full setiap hari. Begitu gagah membelah lautan tenang, memecah kesunyian, menimbulkan ombak, dan meninggalkan rasa kagum pada siapapun yang beruntung menyaksikannya. Seraya berujar, “Siapapun yang menjadi awak kapalnya, tentulah mereka sangat beruntung.” Maka mari kita bersyukur dengan memanfaatkan momen terbaik ini untuk saling mengistiqomahkan dalam kebaikan.

Namun selayaknya kapal yang mengarungi lautan, maka badai besar pun kelak menghampiri. Anginnya yang kencang akan menghembuskan hawa ‘dingin’, bersiap merobohkan tiang-tiang penyangganya. Hujannya yang lebat akan menggenangi geladak sembari mencari celah ‘kebocoran’. Petir dan gemuruhnya akan menyambar, membuat ciut nyali para awak kapal untuk terus berlayar. Ombaknya akan menggulung, bersiap menghanyutkan siapa saja yang tidak ‘berpegangan erat’ pada kapal. Sehingga setiap manusia yang menyaksikan siaran langsung sebuah kapal yang sedang menghadapi badai akan berkata, “Malang nian nasib awak kapalnya. Namun, siapa suruh menantang lautan?” Maka mari merapatkan barisan, saling menguatkan dan mengingatkan. Bahwa meloncat keluar dari kapal bukanlah jaminan untuk bisa sampai di tujuan. Jika kita yang menaiki kapal saja menghadapi ujian yang besar untuk sampai ke tujuan, maka apatah lagi dengan yang memilih berenang dalam kesendirian. Yakinlah, ombak yang menggulung akan berganti lautan yang tenang, pusaran badai akan terhapuskan dengan lukisan pelangi, dan gemuruh petir akan lenyap seiring kicauan burung camar.

Dan selayaknya ciptaan manusia, kapal ini bisa saja usang, berkarat, bergerak sangat lambat, lalu terlupakan seiring dengan munculnya kapal-kapal baru dengan model yang lebih canggih dan menawan. Sehingga setiap orang yang melihat kapal kita akan terheran seraya berkomentar, “Kenapa tidak kau tinggalkan saja kapal usang itu? Sedang di luar sana begitu banyak kapal-kapal yang lebih menarik hati dan memberikan keuntungan.” Maka mari berhenti sejenak, seraya bertanya kepada hati tentang apa yang kita inginkan, yang kita harapkan, yang menjadi alasan kenapa mesti bertahan di kapal ini. Lalu mulailah memperbaiki dan membersihkan, karena kapal ini tidak akan pernah kembali seperti semula kecuali lewat tangan-tangan awak kapalnya.

Inilah kapal kita, dengan segala kebaikan dan kekurangannya. Di mana rute perjalanannya, laju lambatnya, dan baik tidaknya kondisi kapal merupakan konsekuensi dari setiap keputusan yang kita ambil. Sehingga tidaklah cukup seorang nahkoda yang mumpuni dalam memimpin pelayaran ini. Namun juga diperlukan navigator yang handal dalam menentukan arah tujuan, markonis yang sigap menangkap situasi yang berbahaya, juru masak yang selalu menyajikan makanan lezat dan bergizi, hingga ABK yang selalu siap sedia menerima instruksi. Perbekalan telah dipersiapkan, kini layar telah terkembang, dan kita semakin jauh meninggalkan daratan. Sedangkan ujung pelabuhan belum nampak di penglihatan. Maka tidak cara yang paling aman dalam mengarungi lautan waktu selain dengan menetapi keikhlasan, berbagi kebaikan, dan saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. Semoga kita bisa selamat sampai ke tujuan. Aamiin.

Demi masa. Sesungguhnya manusia pasti berada dalam kerugian. Kecuali (orang-orang) yang beriman dan beramal shaleh, dan saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran.
(QS. Al `Ashr: 1-3)

Yogyakarta, awal Februari 2016
From (Kampung) Dero to Hero



Related Posts:

  • Jadilah Legenda Pada setiap fase kehidupan, ada tantangannya Pada setiap fase kehidupan, ada sosok-sosok penggeraknya Kemerdekaan Indonesia merupakan karunia yan… Read More
  • Elegi Kereta Api Pengalaman yang dinamis, penuh rintangan, menggelitik emosi bahkan tak jarang menggerus fisik memang layak utk dikisahkan kembali. Karena akan selalu… Read More
  • Don't Judge People By Its Uno Setelah meladeni diskusi yang cukup panjang tentang politik Indonesia dan menutupnya dengan makan malam, tiba-tiba saja aku teringat akan kekalahanku… Read More
  • SETELAH KEMERDEKAAN ITU ADA PENGORBANAN Semangat dan sumpah setia pemuda Indonesia 90 tahun yang lalu akhirnya membuahkan hasil setelah berselang 17 tahun lamanya. Atas berkat rahmat Allah… Read More
  • Etika Apa itu etika? Ada yang mengatakan etika itu adalah sikap. Ada yang berpendapat bahwa ia tidak lain adalah nilai-nilai dalam kehidupan. Ada pula yang… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html