Jumat, 29 Januari 2016

Apa yang Kita Dapatkan?

0



Tidak dapat dibohongi, bahwa saya mengawali tanggungjawab ini dengan kekhawatiran. Ketika itu baru tiga orang yang menyatakan diri untuk bergabung dalam bidang Pengabdian Masyarakat. Hingga seiring berjalannya waktu kekhawatiran itu akhirnya pudar ketika satu persatu dari kalian mulai memutuskan untuk berlabuh di bidang ini, bahkan melebihi harapan. Hingga terbersit sebuah tanya ketika mendapati begitu banyak yang memilih bidang ini, apa yang ingin kita dapatkan dari ini?

Lalu hampir sepekan kita bepergian, meluangkan waktu, tenaga, pikiran bahkan kocek kita di tengah-tengah pengeluaran yang begitu besar di awal semester genap. Yang bertahan di Yogyakarta berusaha untuk terus membersamai. Sedang yang di kampung halaman senantiasa memberi motivasi dan janji akan oleh-oleh di kemudian hari (hehe...). Rencana yang disusun rasanya berjalan begitu lancar. Semua saling melengkapi satu sama lain. Meskipun kita perlu menyadari bahwa ini baru awal dari sebuah perencanaan. Namun semangat dan motivasi kalian juga tidak bisa disepelekan. Hingga pertanyaan pun kembali muncul di tengah-tengah rasa senang bercampur bingung yang tak tergambarkan, apa yang kita harapkan? 
Kita pun menjamu gerakan Seribu Guru Jogja, berburu informasi ke Dinas Sosial DIY, berdiskusi dengan kawan-kawan YCAC, berkunjung (sekaligus rekreasi) ke Ponpes Nurul Hidayah Purworejo, mencari inspirasi dari YAKETUNIS, berbagi ide dengan ACT, hingga sowan ke LPPM UNY. Lalu, apa yang kita dapatkan? Adakah sebuah informasi, referensi, ide, gagasan, mitra atau pun kerjasama? Atau malah sekedar lelah? Mungkin iya, mungkin juga tidak. Namun yang penting bagi saya bahwa inilah cara kita membangun orientasi dan motivasi yang kuat untuk terus komitmen dalam gerakan pengabdian. Sehingga tiap detak-detik waktu yang kita luangkan bersilaturrahim adalah lapis-lapis inspirasi dan motivasi dari orang-orang yang menghibahkan dirinya untuk agama dan negara. Sehingga tiap letak-letik daerah yang dikunjungi mampu mengasah empati dan  rasa kepedulian terhadap sesama. Sehingga kelak sebuah tanya “apa yang kita dapatkan?” tak usahlah terlontarkan di hati dan pikiran. Berganti sebuah tanya “apa yang bisa kita lakukan/berikan?” melalui bidang ini.
Maka hingga hari ini, kita ditampakkan bahwa betapa besar tanggungjawab kita di Pengabdian Masyarakat melalui orang-orang yang hebat. Bahwa bisa jadi kerja-kerja kita akan senyap, minim apresiasi, jauh dari ekspose media, apalagi tepuk tangan dari bangku penonton. Namun inilah jalan pengabdian, jalan yang sedang kita retas bersama. Yang sejatinya tidak akan selamanya mulus, apalagi ketika kita memahami hakikat jalan kebaikan yang selalu penuh rintangan dan ujian. Oleh karena itu, mari kita bangun sebuah motivasi dan orientasi yang mendasar. Bahwa keikhlasan dan tingginya harapan semata-mata kita sandarkan kepada Allah SWT. Bahwa tugas kita adalah bekerja dengan sebaik-baik amal, dan cukuplah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi saksi atas kita. Sehingga setiap hela napas bernilai ibadah, tenaga yang terkuras menjadi pemberat amal kebaikan, waktu-waktu utama yang kita optimalkan menjadi pembuka jalan menuju surga-Nya. Sehingga jika tiba masa-masa kita merasa jenuh, lelah, bahkan mengalami gesekan internal, maka ingatlah kembali orientasi dan motivasi kita hari ini. Ingatlah masa-masa di mana kita mengelola bidang ini dari nol. Lalu, carilah jawaban atas tanya, “apa yang dapat membuat saya bertahan hingga saat ini?”
Terimakasih atas komitmen yang kita bangun bersama dan segala pencapaian kita hingga hari ini. “Tapi, kerja belum selesai...belum apa-apa” (Chairil Anwar). Semoga Allah senantiasa memberikan keistiqomahan kepada kita. 

“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharap keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terimakasih. Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.” Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati.
(QS. Al Insan [76]: 11)


Yogyakarta, penghujung Januari 2016
From (Kampung) Dero to Hero



0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html