Refleksi Kuliah Filsafat Ilmu
Selasa, 22 Desember 2015
Dosen Pengampu: Prof.Dr. Marsigit,
MA.
Tahukah kalian?
Komputer memiliki tiga komponen: ALU (Arithmatic
Logical Unit), Storage Unit, dan Control Unit. ALU merupakan komponen
yang mampu berpikir seperti mengurutkan dan memikirkan. Control Unit adalah yang berfungsi untuk mengendalikan sistem.
Sedangkan Storage Unit adalah
komponen yang menyimpan data dalam bentuk memori. Memori yang disimpan dalam
memori terdiri dari dua jenis: ROM (Read Only
Memory) dan RAM (Random Access Memory).
Ketika komputer dimatikan, maka setiap data yang tersimpan di ROM otomatis
tidak tersimpan atau terhapus dari memori komputer. Lain halnya data yang
tersimpan di RAM, bahkan data yang dihapus sekalipun bisa saja di’panggil’
kembali. Mekanisme yang sama juga terjadi perhitungan jam yang terus berputar
meskipun handphone ataupun komputer telah dimatikan.
Penjelasan di
atas merupakan analogi dari bagaimana otak manusia bekerja. Dari sekian banyak proses
dan sifat yang terjadi dalam dunia berpikir manusia, lupa dan ingat adalah
fenomena yang menarik sekaligus untuk dibahas secara filosofis. Sebagaimana ROM
dan RAM, maka manusia pun tidak luput dari lupa dan ingat dalam proses berpikir.
Setiap manusia berpikir secara berdimensi. Begitu pula, yang dipikirkan manusia
pun berdimensi. Berdimensi secara intensif: material, formal, normatif, dan
spiritual. Berdimensi secara ekstensif: di sini, di sana, masa lalu, saat ini,
dan yang akan datang. Maka lupa pun berdimensi, siapapun dan apapun bisa mengalami
lupa.
Namun, tidak
mungkin ada fenomena lupa jika tidak memiliki ingatan. Sehingga lupa dan ingat merupakan
dunia yang berkaitan satu sama lain, seperti Yin dan Yang. Karena seseorang
dikatakan lupa jika ia tidak ingat, dan jika ia ingat maka ia tidak lupa. Dan
lupa tidak selalu berarti salah, sebagaimana ingat yang tidak selamanya dibenarkan.
Sebagaimana ketika berdoa, manusia berusaha untuk melupakan keluh kesah dan
kekhawatiran dunia-Nya dan hanya mengingat Tuhan yang Maha Kuasa. Begitu pula kesedihan
yang cukup jadi pelajaran namun harus segera dilupakan. Namun kebahagiaan akan senantiasa
diingat untuk menjadi penyemangat. Sehingga perlulah manusia memiliki
keterampilan untuk dapat mengingat dan melupakan.
0 komentar:
Posting Komentar