Sabtu, 09 Januari 2016

Berfilsafat adalah Menjelaskan

0


Refleksi Perkuliahan Filsafat Ilmu
Rabu, 2 Desember 2015
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA

Berfilsafat adalah upaya manusia agar lebih banyak orang yang memahami gagasan-gagasannya. Maka sebenar-benar filsafat adalah menjelaskan segala yang ada dan yang mungkin ada di dalam pikiran. Untuk dapat menjelaskan, proses berpikir kritis dan ikhlas dalam merefleksi merupakan dua hal yang terpenting dalam berfilsafat. Berpikir kritis adalah senantiasa berpikir secara radik (mengakar) hingga menggapai hakikat, mengungkapnya secara mendalam (intensif) dan berkembang (ekstensif). Sedangkan ikhlas dalam hati adalah memurnikan segala pikiran dan tindakan dari segala bentuk stigma yang akan memengaruhi hasil pemikiran. Sehingga dengan hati yang ikhlas akan lahir sebuah gagasan yang murni dan benar-benar merefleksikan dari pengalaman dan analisa dari yang ada dan yang mungkin ada. Oleh karena itu, berfilsafat bukanlah tentang menebak-nebak jawaban yang benar dari sekian banyak tes jawab singkat yang diajukan. Berfilsafat juga bukan tentang sebanyak-banyak berkomentar elegi di blog, tapi jauh dari pemahaman dan pelaksanaan. Namun sekali lagi, berfilsafat adalah tentang bagaimana kita menjelaskan.

Tiap manusia memiliki dimensi dan struktur berpikir yang berbeda. Begitu pula setiap objek dalam filsafat pun berdimensi dan berstruktur. Sehingga menjelaskan apa yang dipikirkan secara filsafat adalah menjelaskan yang bertujuan agar manusia memahami dan memiliki dimensi yang sama dengan apa yang dipikirkan oleh yang memiliki gagasan. Begitu pula dalam memahami filsafat, tidaklah cukup hanya dengan sekedar menebak-nebak tes jawab singkat. Tes jawab singkat merupakan bentuk reduksi terbesar dari filsafat. Tes jawab singkat tidaklah cukup menjelaskan filsafat baik secara ontologis, epistemologis maupun aksiologis. Tes jawab singkat hanyalah sebuah petunjuk bahwa betapa banyak yang masih tidak diketahui daripada yang diketahui. Sehingga belajar harus terus dilakukan, berpikir mesti kritis, dan hati harus senantiasa ikhlas. Berfilsafat pun tidaklah cukup hanya sekedar membaca sumber-sumber sekunder. Karena sebenar-benar filsafat adalah pikiran para filsuf. Maka bacalah pikiran para filsuf melalui karya-karyanya dengan kritis dan ikhlas. Indikasi kritis adalah terbebas daripada stigma dan mitos, sedang indikasi ikhlas adalah membaca dan melaksanakannya semata-mata untuk meraih kebenaran. Sehingga belajar filsafat semata-mata karena nilai dan khawatir terhadap tes jawab singkat bukanlah ciri dari berfilsafat yang sebenar-benarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html