Rabu, 25 November 2015

Fenomena Comte: Utuh yang Ternyata Masih Separuh

0



Tugas Refleksi Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen: Prof. Dr. Marsigit, MA

Seiring perkembangan zaman, ilmu pengetahuan pun semakin hari semakin berkembang. Ilmu pengetahuan yang dahulu telah dibangun dan diajarkan kini menjadi pondasi bagi berkembangnya berbagai cabang ilmu pengetahuan yang baru. Begitu pula filsafat sebagai salah satu pondasi ilmu pengetahuan, telah memberikan pengaruh terhadap berbagai macam aspek kehidupan masyarakat hingga saat ini. Di antara pemikiran filsafat yang hingga hari ini masih memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia adalah pemikiran postivisme yang dicetuskan oleh August Comte.
Istilah positivisme dikenalkan oleh Comte sebagai ilmu pengetahuan yang berdasarkan fakta-fakta, tidak kurang dan tidak lebih. Yakni ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional yang diperoleh melalui observasi (pengalaman indrawi), percobaan, perbandingan, dan generalisasi secara induktif sehingga diperoleh sebuah teori. Dengan demikian positivisme menekankan metodologi dalam meraih ilmu pengetahuan, yakni metode ilmiah yang bersifat induktif dan verifikatif.
Aktualisasi Comte tentang pemikiran positivisme dituangkan dalam tiga tahapan perkembangan manusia, yakni tahapan teologis, metafisik, dan positif. Tahap pertama adalah teologis, yakni meyakini bahwa segala fenomena-fenomena alam telah diatur oleh kuasa yang memiliki rasio dan kehendak seperti manusia tetapi berada tingkatan yang lebih tinggi daripada manusia (Tuhan atau Dewa). Tahap kedua adalah metafisik, yakni pergeseran dari kekuatan para dewa kepada kekuatan-kekuatan abstrak, pengertian, atau benda konkrit. Sehingga segala kekuatan dapat dijelaskan dalam konsep alam sebagai asal muasal semua fenomena. Tahapan ketiga dan puncaknya adalah positif, yakni manusia tidak menganggap berguna lagi menggapai pemahaman teologis dan metafisik dalam ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dipahami sebagai kumpulan fakta-fakta yang berhubungan satu sama lain yang ditelusuri dengan akal. Sehingga pada tahapan ini positivisme merupakan anti tesis dari metafisik dan teologis, yakni kaum positivis membatasi dunia mereka hanya kepada hal-hal yang dapat diindra, diukur, dianalisa, dan dibuktikan kebenarannya. Positvisme menolak otoritas agama, kemudian menuhankan rasionalitas dan pengalaman.
Alira positivisme kini memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia. Pada dunia pendidikan, bentuk produk dari pemikiran Comte adalah kurikulum 2013 yang menerapkan metode saintifik. Di sisi lain, manusia tidak dapat terpisahkan dari teknologi. Teknologi yang berkembang begitu pesat telah memberikan kemudahan kepada para penggunanya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Ketergantungan manusia kepada teknologi inilah yang melahirkan paradigma materialisme, pragmatisme, hedonisme, utilitarianism, kapitalisme dan liberalisme. Sehingga kebenaran semata-mata dinilai dari objek konkrit, kebermanfaatan, kepuasan duniawi, modal, dan kebebasan nilai itu sendiri tanpa berpikir hakikatnya maupun nilai-nilai transendennya. Hal ini mengakibatkan manusia menuhankan teknologi serta akal mereka, dan meninggalkan aspek-aspek humaniora dan spiritual.
Ketika kebenaran hanya diperoleh melalui akal, maka ilmu pengetahuan tersebut berpotensi berubah menjadi mitos. Karena sejatinya akal dan pengalaman bersifat dinamis, sesuai ruang dan waktunya. Sehingga kebenaran yang diperoleh akal dan pengalaman pun harus terus diuji dan dibuktikan, yakni dengan senantiasa melakukan tesis, anti tesis, dan sintesis. Di satu sisi, akal manusia memiliki keterbatasan dalam menjelaskan semua fenomena yang terjadi di alam. Sehingga menggapai metafisik dan transenden merupakan cara untuk memahami hakikat dari fenomena yang terjadi, bahwa ada campur tangan Tuhan dibalik itu semua. Membangun dunia ilmu pengetahuan dengan akal dan pengalaman barulah separuh dari seutuhnya dunia. Maka separuhnya lagi adalah nilai-nilai spiritual yang dibimbing oleh hati yang bersih, iman dan takwa.

Jogjakarta, 25 November 2015
From (Kampung) Dero to Hero

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html